SENSITIVITAS si HAWA

9/07/2014
Remash-smkn1batam.tk - Laki-laki lebih dominan menggunakan otak kanan ketimbang otak kiri, sehingga lebih cenderung berfikir realistis dan jarang memaksimalkan perasaannya. Berbeda halnya dengan perempuan yang lincah memadukan penggunaan dua otak tersebut. Hasilnya, dalam memutuskan atau menilai sesuatu, perempuan menyeimbangkan antara pikiran rasional dan perasaan. Walau sebagian besar mereka juga sering terobsesi dengan otak kiri.


Karenanya, emosi wanita sangat peka terutama menyangkut harga diri. Perempuan bisa menangis tiba-tiba untuk masalah yang terlihat sepele dimata pria. Lekas mengambil kesimpulan dari perubahan sikap orang lain. Betapa banyak wanita yang akhirnya mengalami frustasi dan kekecewaan akibat hati yang terluka. Sungguh lama dan susah menyembuhkannya!

Perasaan sentimentil wanita yang benar-benar sensitif dengan kehalusan rasa amat merindukan suasana menyenangkan. Namun disadari atau tidak, kekayaan jiwalah yang membuat kaum hawa sanggup menjalankan multi peran. Baik sebagai putri, ibu, atau istri yang baik. Keistimewaan yang amat komplit itu melahirkan cinta dan kasih sayang. Tanpa sensitivitas, wanita tidak akan peka dengan denyut rasa dalam kehidupan.

Terbukti makhluk “halus” bernama perempuan memang piawai mengelola kepekaan nurani. Mereka rajin mengasah ketajaman mata hati, sehingga peka membaca tanda-tanda jiwa yang tersuruk. Tidak membahasakan kehendak secara verbal/lisan, kecuali isyarat tersirat yang butuh ketejaman hati tingkat tinggi guna memahaminya. Itulah sensitifitas yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi, sekaligus energi wanita!

Oleh sebab itu, jangan main-main dengan perasaan perempuan. Berhati-hatilah dengan bagian yang paling halus dan lembut itu. Ibarat kaca, sekali pecah langsung berderai-derai. Sungguh sulit merakit kepingan-kepingan itu utuh kembali. Kalaupun bisa, akan tersisa goresan-goresan luka yang menyisakan trauma selamanya.

Wanita berperasaan halus bahkan rapuh, umpama kapas. Pada banyak kesempatan perasaan mereka lebih sering memberi warna. Dia akan menjadi malaikat penolong bila jiwa dihargai dan perasaannya di sayangi. Namun, bisa berubah drastis menjadi pembunuh berdarah dingin jika hatinya dilukai dan disakiti. Atas nama cinta, wanita berani menanggung seperih apapun derita. Tapi mana ada yang sanggup menerima segores luka di dada.

Ketika pengkhianatan sensitivitas rasa terjadi, maka perubahan seratus delapan puluh derajat melanda. Kesukaan akan berganti kebencian. Kelembutan bertukar dengan keganasan. Sahabat lekas berubah sebagai musuh. Seorang raja jatuh pangkat dimatanya umpama hamba sahaya.

Walau bukan semua wanita seperti itu, setidaknya dapat menjadi bahan renungan bagi kaum Adam. Jangan coba-coba bermain api dengan sensitivitas perasaan kaum hawa. Karakter wanita adalah sesuatu yang seni, halus, lagi sensitif. Bagi menjaganya, bukanlah urusan gampang kecuali dengan ilmu dan iman yang kuat .



---

disadur dari : Yulisa Ratih Istiana

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silakan tambahkan komentar sesuai dengan topik, terima kasih.
EmoticonEmoticon