Fathu Makkah (Penaklukan Makkah)

6/22/2015 Add Comment

Remash-smkn1batam.com - Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan mamuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. (QS. An-Nashr [110]: 1-3)..

Fathu Makkah

(penaklukan Makkah) merupakan peristiwa yang sangat penting dalam perjalanan dakwah Islam periode awal (masa kenabian). Dengan peristiwa ini, Allah menyelamatkan kota Makkah dari belenggu kesyirikan dan kezaliman menjadi kota Islam, yang bernafaskan tauhid dan sunah. Dengan peristiwa ini, Allah SWT mengubah kota Makkah yang sebelumnya merupakan lambing kesyirikan, kebodohan, kesombongan dan keangkuhan, menjadi kota yang melambangkan keimanan dan kepasrahan yang sesunggunhnya kepada Allah SWT.
Pada suatu sisi, peristiwa penaklukan besar yang terjadi secara damai ini merupakan buah dari perjuangan keras yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW, setelah beliau mengalami berbagai macam rintangan dakwah yang tidak bisa diwakili oleh kata-kata. Di sisi yang lain, peristiwa ini juga menandakan bahwa perjuangan dakwah Rasulullah SAW, dengan segenap kepedihan dan pengorbanan beliau, akan segera berakhir, dan umat Islam berikutnya harus bersiap-siap menyambut tongkat estafet perjuangan berikutnya. Hal ini telah digambarkan dengan jelas dalam surat an-Nashr di atas. Itulah sebabnya mengapa kita perlu banyak belajar dari peristiwa agung ini.

Kaum Musyrik Bermain Api

Perjanjian Hudaibiyah yang deteken pada bulan Dzul Qa’dah, 6 H. (Maret 628 M), telah membuka kesempatan kepada setiap suku untuk bersekutu dengan pihak yang disukainya. Suku Khuza’ah memilih bersekutu dengan kaum muslimin, sedangkan suku Bakr bersekutu dengan Quraisy. Kedua suku itu sejak zaman Jahiliyah telah bermusuhan. Perjanjian Hudaibiyah itulah yang meniscayakan permusuhan itu berhenti. Namun, pada bulan Syaban 8 H (23 bulan setelah perjanjian ditanda tangani), suku Bakr menyerang suku Khuza’ah secara sepihak. Suku Quraisy membantu penyerangan tersebutdengan senjata dan personil, sehingga belasan warga suku Khuza’ah tewas. Karena itulah utusan suku Khuza’ah meminta bantuan kepada Rasulullah SAW di Madinah. Pencederaan perjanjian damai secara sepihak ini mendorong Rasulullah SAW dan kaum Muslimin untuk membela sekutu mereka dan menghukum musuh. Dan pada gilirannya, perjanjian damai yang semula dibenci oleh mayoritas kaum Muslimin itu ternyata menjadi awal bagi kemenangan besar: Fathu Makkah.

Menang tanpa Berperang

Sebagai respon dari penghianatan kaum Quraisy itu, maka pada tanggal 20 Ramadhan 8 H (Januari 630 M), Rasulullah SAW memimpin 10.000 pasukan menuju kota suci Makkah. Di sepanjang jalan, banyak anggota suku-suku Arab yang bergabung dengan pasukan beliau SAW. Abu Sufyan bin Harb, pemimpin suku musyrik Qurays, telah gagal melakukan diplomasi untuk memperbaharui perjanjian dengan Rasulullah SAW. Mengetahui pergerakan umat Islam yang luar biasa besar ini, Abu Sufyan pun gemetar katakutan. Akhirnya, ia meminta jaminan keamanan dari Rasulullah SAW. Dan, di lembah Zhahrah (antara Makkah dan Madinah), Abu Sufyan akhirnya menyatakan masuk Islam di hadapan Rasulullah SAW.

Selanjutnya, Abu Sufyan segera kembali ke Makkah dan mengumumkan kepada masyarakat Makkah, “Wahai kaum Quraisy, ini Muhammad telah datang membawa pasukan yang tidak bisa kalian tandingi. Karena itu, barangsiapa memasuki rumah Abu Sufyan, maka ia aman. Barangsiapa memasuki rumahnya, maka ia aman. Dan, barangsiapa memasuki Masjidil-Haram, maka ia aman” Penduduk Makkah pun berhamburan mencari selamat, dengan memasuki rumah masing-masing atau Masjidil-Haram. Di sini, Abu Sufyan telah kalah mental sekaligus mematikan mental kaumnya sendiri. Kaum Quraisy telah kalah justru sebelum pasukan Islam dating. Akhirnya, umat Islam melakukan peprangan apapun. Mereka sudah menang tanpa menghunus pedang.

mekah zaman dulu
Pulang Menebar Kedamaian
Pasukan Islam terus berjalan, sehingga menebarkan rasa gentar di hati musuh pada setiap lembah dan kampong yang mereka lalui. Mereka berjalan sampai lembah Dzi Tuwa, hingga akhirnya memasuki Makkah yang sunyi.  Rasulullah SAW menunggang untanya dengan memakai penutup kepala hitam dan
merendahkan kepalanya sehingga jenggotnya menyentuh pelana unta, sebagai bentuk tawadhu’ kepada Allah SWT. Dahulu beliau diusir dan diburu oleh kaum musyrik Quraisy untuk dibantai. Kini, 8 tahun setelah kejahatan itu, beliau kembali dengan kekuatan besar menaklukan kampun halaman. Namun kendati demikian, beliau menyongsong kemengan ini tanpa ekspresi kesombongan sidikit pun. Malah, beliau menunjukkan kerendahan hati dan ketundukan di hadapan Allah SWT. Beliau tidak melakukan pembakaran, perusakan, pembantaian, dan semacamnya. Beliau kembali ke
kampong halaman dengan menebarkan kedamaian. Maka, negeri yang dahulu diwarnai penindasan kaum musyrik terhadap kaum Muslimin kini telah menjadi negeri yang aman yang penuh kedamaian. Keamanan seperti ini tidak pernah dirasakan sebelumnya, terutama oleh umat Islam. Inilah kemenangan yang sesungguhnya.

Kemerdekaan Sejati

Nabi SAW memasuki Makkah langsung menuju Ka’bah. Di sekitar Kakbah masih terdapat sekitar 360 berhala. Kemudian, Nabi SAW menghancurkannya satu persatu dengan sebuah pentungan di tangannya seraya mengucapkan: “Katakanlah: Yang benar telah dating dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” (QS. Al-Isra’ [17]: 81). “Katakanlah: Kebenaran telah dating, dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi.” (QS. Saba’ [34]: 49).
Kini, kota Makkah tidak saja bebas secara fisik bagi umat Islam, akan tetapi juga telah terbebaskan dari belenggu kesyirikan, kebatilan dan kekufuran. Kini, Makkah telah suci “jiwa dan raga”.
Selanjutnya, Rasulullah SAW memerintahkan Bilal naik ke atas Ka’bah untuk mengumandangkan azan salat. Kemudian, orang-orang berduyun masuk ke dalam agama Allah SWT . setelah orang-orang berkumpul di sekitarnya, Nabi SAW sambil memegang kedua penyanggah pintu Ka’bah berkhotbah kepada mereka: “Tiada Ilah kecuali Allah semata. Tiada sekutu baginya. Dialah (Allah) yang telah menepati janji-Nya, memenagkan hamba-Nya (Muhammad) dan mengalahkan musuh-musuh-Nya sendirian. sesungguhnya, segala macam balas dendam, harta dan darah, semua berda di bawah kedua kakiku ini, kecuali penjaga Ka’bah dan pemberi air minum kepada Jemaah Haji. Wahai kaum Quraisy! Sesungguhnya Allah telah mencabut dari kalian kesombongan jahiliah dan mengagungkannya dengan keturunan. Semua orang berasal dari Adam dan Adam itu berasal dari tanah.”
     
Kemudian, Nabi SAW membacan ayat (artinya), “Hai manusia sekalian! Sesungguhnya Kami (Allah) telah menjadikan kamu sekalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Dan Kami jadikan kamu beberapa bangsa dan suku, agar kamu saling mengenal antara satu dengan yang lain. Sesungguhnya, yang laing mulia di antara kamu dalam pandangan Allah adalah yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah itu Maha Tahu dan Maha Mengerti.” (QS. Al-Hujurat [49]: 13).

Selanjutnya, Nabi SAW bertanya, “Wahai kaum Quraisy! Menurut pendapat kalian, tindakan apapkah yang hendak kuambil terhadap kalian?” Mereka menjawab, “Tentu yang baik-baik! Hai saudara yang mulai dan putra yang mulia.” Nabi SAW lalu bersabda, “Pergilah kalian semua. Kalian semua bebas.”

---
Sumber : www.cangcut.net/2013/04/sejarah-peristiwa-fathu-meka.html

Zakat dan Sedekah, Serupa Tapi Tak Sama

6/20/2015 Add Comment

Remash-smkn1batam - Beberapa orang menganggap zakat sama halnya dengan sedekah. Padahal ada beberapa hal yang membedakan keduanya. Diantara adalah:
 1. Berdasarkan Hukum Syariat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam ini hukumnya wajib bagi seorang Muslim. Bayi yang baru lahir pun sudah wajib mengeluarkan zakat, yaitu zakat fitrah. Sehingga sudah pasti orang yang tidak membayar zakat tidak memenuhi rukun Islam. Sedangkan sedekah hukumnya sunah.
 2. Jumlah yang Dikeluarkan dan Waktunya
Zakat tidak seperti sedekah yang jumlahnya tidak diatur dengan rinci dan dapat dikeluarkan kapan saja. Zakat memiliki ketentuan khusus. Zakat terbagi menjadi dua yaitu zakat fitrah dan maal.
Zakat fitrah dikeluarkan 1 tahun sekali, memiliki jangka waktu pembayaran dari mulai bulan Ramadan sampai dengan sebelum khotbah Idul Fitri. Berarti jika dilakukan setelahnya, maka tidak bisa disebut lagi dengan zakat fitrah dan hanya dianggap sebagai sedekah biasa. Besaran zakat fitrah ini pun telah ditentukan yaitu sebesar 2.5 kg atau 3.5 liter beras/ makanan pokok masyarakat setempat untuk per individu.
Lain halnya dengan zakat maal (harta) yang waktunya ditentukan berdasarkan nishab dan haul. Contohnya emas. Zakat emas dikenakan jika emas yang dimiliki telah mencapai 85 gr (nishab) dan berumur 1 tahun (haul).
 3. Penerimanya
Hal terakhir yang menjadi pembeda antara zakat dan sedekah adalah orang yang menerimanya.
Di dalam zakat telah ditentukan 8 (delapan) golongan penerima zakat yang biasa disebut mustahiq zakat, yaitu fakir, miskin, amil (yang mengelola badan amal), muallaf, budak (yang mau memerdekakan dirinya), gharimin (orang terlilit hutang), ibn sabil (orang dalam perjalanan), dan fi sabilillah (orang berjuang di jalan Allah).
Nah, terkadang kita tidak bisa menentukan sendiri mana yang termasuk golongan ini. Atau seringkali menganggap seseorang termasuk dalam salah satu golongan ini, tapi nyatanya tidak. Sehingga ada baiknya zakat yang dibayarkan diberikan langsung kepada badan amal zakat resmi agar lebih tepat sasaran. Karena merekalah yang bertugas untuk menyalurkan zakat, termasuk mengidentifikasi siapa saja yang termasuk dalam mustahiq zakat.
Selain itu ada ketentuan lain mengenai orang yang tidak berhak menerima zakat. Salah satunya adalah orang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri. Jadi, seseorang tidak boleh memberi zakat pada anak dan istrinya.
Sedangkan untuk sedekah, bisa diberikan kepada siapa saja yang kita anggap memang membutuhkan bantuan, karena tidak ada ketentuan khusus mengenai hal ini.
Ketiga poin itulah yang membedakan antara zakat dan sedekah. Jangan sampai kita sudah bersedekah banyak, tetapi ternyata ada sejumlah zakat yang belum tertunaikan. Dan jangan sampai kita sudah menunaikan zakat tetapi bersedekah sedikit, karena sedekah juga memiliki keutamaan yang besar meskipun hukumnya tidak wajib.
Semoga bermanfaat!
---
Sumber : http://www.qmfinancial.com/zakat-dan-sedekah-serupa-tapi-tak-sama
Kuliah S2 Sambil Bekerja Sungguh Bisa Dilakoni: Keduanya Akan Sukses Dengan Menerapkan 7 Trik Ini

Kuliah S2 Sambil Bekerja Sungguh Bisa Dilakoni: Keduanya Akan Sukses Dengan Menerapkan 7 Trik Ini

5/27/2015 Add Comment
Remash-smkn1batam - Sekarang ini banyak sekali para mahasiswa S2 yang merangkap sebagai pekerja, atau juga para karyawan yang menjalankan peran sebagai mahasiswa S2. Memang terkesan berat pada awalnya. Banyaknya beban tanggung jawab yang tiba-tiba terpasak di bahu, belum lagi menyusutnya waktu karena kepadatan jadwal yang dipunya sering membuat banyak orang merasa enggan bahkan menyerah di tengah jalan.
Namun, sebenarnya ada beberapa kiat jitu yang bisa kamu lakoni, supaya dua kesibukan yang sedang kamu jalani hampir dalam waktu yang bersamaan ini bisa sukses kamu lewati. Bagaimana caranya? Di sini Hipwe akan kasih tahu caranya.

1. Untuk mempermudah proses belajarmu, kamu bisa mengambil kuliah Magister yang memang sesuai dengan bidang pekerjaanmu.

cari jurusan yang memang sesuai dengan bidang pekerjaanmu
cari jurusan yang memang sesuai dengan bidang pekerjaanmu via catatandosen43.wordpress.com
Alih-alih mencari jurusan yang berbeda jauh dengan bidang pekerjaan yang kamu geluti saat ini, kenapa kamu tak ambil saja jurusan yang memang memiliki kesamaan bidang dengan pekerjaanmu. Hal ini akan membantumu mendapat ilmu yang jelas-jelas berguna bagi dunia kerjamu. Di saat berkuliah pun kamu tak terlalu kelimpungan mengejar materi. Karena pada dasarnya apa yang kamu pelajari, sedikit demi sedikit sudah kamu temui dan dipraktikkan melalui pekerjaanmu sehari-hari.
Nanti ketika kamu sudah lulus dan menyandang gelar Magister, tentunya ilmu yang kamu miliki tak sia-sia karena bisa mengasah keahlianmu dalam bekerja yang makin mumpuni. Dan, hal ini juga menguntungkan karena berkat gelar yang kamu peroleh sekaligus kecakapanmu bekerja, bisa turut menaikkan nominal pundi rupiah yang kamu terima tiap bulannya.

2. Dengan menggeluti bidang pekerjaan dan pendidikan yang hampir sama, jalanmu akan semakin menemukan kemudahan. Studi kasus yang harus dikerjakan tak lagi membuat kelimpungan.

studi kasus yang harus kamu kerjakan tak lagi membuat kelimpungan
studi kasus yang harus kamu kerjakan tak lagi membuat kelimpungan viacatatandosen43.wordpress.com
Selain ilmu yang kamu pelajari terpakai, hal ini sebenarnya juga akan mempermudah proses belajarmu. Pasalnya, ketika nanti menekuni dunia perkuliahan S2 ini, kamu akan dihadapkan dengan banyak studi kasus. Karena bidang yang kamu pelajari berkaitan dengan pekerjaan yang kamu geluti, tentunya kamu tak perlu repot lagi untuk mencari contoh studi kasus yang bisa kamu gunakan. Kamu dapat menjadikan masalah yang kamu temui di kantor sebagai studi kasus yang akan kamu tekuni lebih lanjut. Selain mendapatkan kemudahan, tentunya hal ini akan sangat berguna untuk kian memperdalam pemahamanmu atas bidang yang kamu geluti.

3. Selanjutnya, kamu wajib menyusun daftar skala prioritas di buku agenda. Daftar ini akan membantumu untuk memenuhi segala tanggung jawab tepat pada waktunya.

susunlah skala prioritas
susunlah skala prioritas via infos-sante.net
Untuk menghindari terbengkalainya tugas atau pekerjaan, kamu bisa mulai menyusun daftar skala prioritas. Tuliskan hal yang paling penting menurutmu di buku agenda. Hal itu nantinya akan sangat membantu ketika kamu sedang memiliki timbunan tugas dan kewajiban, sehingga kamu tetap tahu mana yang harus lebih dulu dituntaskan.
Daftar yang kamu buat juga bisa menghindarkanmu dari kegemaran menunda-nunda pekerjaan. Hal ini tentunya bisa membantumu untuk tetap seimbang mengatur porsi pekerjaan dan dunia perkuliahan. Jika kamu selalu menepati daftar skala prioritas yang kamu tuliskan bukan tidak mungkin tugas perkuliahan dan beban pekerjaanmu tak akan ada lagi yang terbengkalai.

4. Kemampuan untuk membagi waktu sungguh perlu kamu miliki. Apabila dalam 5 hari kamu sibuk bekerja, maka 2 hari setelahnya bisa kamu gunakan untuk mengejar ketinggalan materi.

porsi kegiatan lainnya harus kamu kurangi
porsi kegiatan lainnya harus kamu kurangi via loveashley.net
Saat kamu sudah memutuskan untuk bekerja, tentu kamu sudah harus memahami konsekuensi yang mengikuti di belakangnya. Hidupmu kini akan lebih banyak terfokus kepada pekerjaan dan juga dunia perkuliahan, sehingga hal-hal yang tidak termasuk di dalam kedua hal itu harus rela porsinya dikurangi.
Semisalnya saja, kamu harus bekerja siang hingga sore pada hari Senin hingga Jumat, kemudian mengambil kelas kuliah pada malam harinya. Kamu pun harus memahami benar bahwa waktu yang tersisa di antara kepadatan jadwalmu harus rela digunakan untuk belajar demi kemajuan pendidikanmu maupun membereskan tugas kantor yang sempat berantakan. 

5. Kamu pun wajib bisa mentarget diri sendiri dengan banyaknya tugas dan tanggung jawab yang harus dibawa. Pulang kerja tepat waktu adalah kunci agar kamu bisa mengerjakan tugas setelahnya.

pulang kerja tepat waktu
pulang kerja tepat waktu via www.ut.ac.id
Selain mengetahui konsekuensi yang harus diterima, kamu juga tentunya perlu menarget diri sendiri supaya kamu tetap bisa menjalankan jadwal keseharianmu dengan teratur. Apabila target diri sendiri yang kamu buat bisa selalu terpenuhi, maka hal ini akan membantumu untuk selalu bisa membagi waktu dengan porsi yang seimbang. Yang perlu kamu lakukan sebenarnya cukup sederhana, kamu hanya harus memusatkan perhatian secara sempurna terhadap hal yang sedang kamu kerjakan sekarang ini.
Semisal saja kamu sedang bekerja, maka kamu harus fokus penuh terhadap pekerjaanmu. Hal ini akan membuat pekerjaan yang akan kamu lakoni akan selesai tepat pada waktunya. Sehingga, hal ini akan membuatmu pulang kantor sesuai dengan waktunya dan kamu bisa menggunakan waktu selanjutnya untuk kuliah ataupun mencicil tugas yang ada.

6. Ciptakan suasana yang bisa melontarkanmu untuk selalu maju ke depan, salah satunya adalah dengan mencari kawan yang selalu bisa menyuburkan minat belajar.

pilihlah kawan yang akan memberi pengaruh positif padamu
pilihlah kawan yang akan memberi pengaruh positif padamu via www.kelaskaryawan.com
Selain dari dalam diri sendiri, kamu juga bisa mencari lingkungan yang membuatmu selalu ingin belajar dan berkembang. Salah satu caranya adalah dengan mencari teman-teman yang memang rajin dan selalu mau bekerja keras untuk menyelesaikan segala tugas tepat waktu. Tanpa disadari, hal ini akan memberikanmu suntikan semangat untuk selalu merasa positif dan rajin dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Tidak hanya itu, teman yang rajin juga bisa menjadi tempat tepat untuk belajar bersama demi lebih memahami materi. 

7. Selalu komunikasikan jadwal kuliah dengan atasan, begitu juga persahabatan dengan kawan sekantor yang harus ditumbuhkan. Ini merupakan cara jitu supaya mereka bisa membantu ketika kamu ada urusan di luar pekerjaan.

akrabkan diri dengan teman-teman satu kantor
akrabkan diri dengan teman-teman satu kantor via hetty-kurnia.blogspot.com
Selain mencari kawan yang pas demi memiliki suasana belajar yang mendukung, kamu juga perlu menciptakan suasana yang mumpuni di lingkungan kerjamu. Hal ini bisa kamu lakukan dengan membangun komunikasi yang baik dengan atasan maupun teman satu kantor.
Komunikasikan jadwal kuliahmu dengan atasan. Dengan begini, atasan akan memahami kesibukan yang harus kamu hadapi saban harinya. Jalinan komunikasi yang baik dengan teman kantor juga sangat perlu untuk ditumbuhkan. Karena kawan yang mengerti benar kesibukanmu ini bisa dengan mudah untuk dimintai bantuan ketika kamu tidak sedang berada di kantor.
Dengan mempraktekkan kiat-kiat jitu di atas, bisa dijamin kuliah dan juga pekerjaan yang sama-sama sedang kamu lakoni akan berjalan beriringan tanpa hambatan. Selalu semangat ya!
-----

Yuk, Mulai Mengenal Islam Lebih Dekat Lagi!

12/12/2014 Add Comment
Sumber gambar

Betapa mirisnya ketika kita melihat di zaman sekarang Islam mulai dilupakan oleh begitu banyak penganutnya, betapa mirisnya ketika islam yang merupakan 'Diin' yang Agung di zaman sekarang seolah-olah sedang diinjak-injak oleh penganutnya sendiri. Islam yang merupakan agama yang sempurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan sekarang justru dipisahkan dari kehidupan akibat faham-faham sekuler yang sudah merajalela di negeri ini. Yaa, begitulah yang nyatanya sedang terjadi jika kita melihat Islam di zaman sekarang. Hanya sedikit orang-orang yang mau memperjuangkan Islam terlebih generasi mudanya. Hanya sedikit generasi muda yang harusnya mendalami Islam untuk masa depannya justru malah terlena dengan budaya-budaya barat yang akan menghancurkan aqidahnya sendiri. Tidakkah kita lihat begitu banyak tanda-tanda yang Allah berikan? Tidakkah kita lihat disekitar kita begitu banyak kemaksiatan? Zina, pembunuhan, pencurian, seolah sudah hal yang sangat biasa kita dengar. Tidakkah kita sadar kalau tidak sekarang kapan lagi kita mau berubah? Kapan lagi kita mulai mengkaji islam? Astaghfirullah.

Tidakkah kita tau, jika kita bisa mengenal islam lebih dekat akan banyak manfaat yang kita dapat. Banyak orang yang hanya mengetahui islam dari luarnya saja, banyak orang yang mengenal islam hanya sekadar syahadat, shalat, puasa, zakat dan seterusnya saja. Tetapi alangkah lebih baiknya lagi jika kita mulai mengenalIslam jauh kedalamnya. Mengenal Islam dengan segala ilmu-ilmunya yang luar biasa dahsyat. Karena sesungguhnya hanya dengan ilmu tersebutlah tabir-tabir penutup, tirai-tirai yang menghalangi kita untuk menuju dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala perlahan akan mulai terbuka. Semuanya bisa kita mulai dengan kemauan yang kuat. Membiasakan diri untuk tidak pernah meninggalkan shalat, membiasakan untuk mengikuti kajian-kajian Islam, ataupun ceramah-ceramah di masjid ataupun di televisi dan pastinya kita harus mengamalkan apa yang telah disampaikan. Insya Allah akan ada banyak jalan yang Allah berikan jika kita benar-benar ikhlas untuk menuntut ilmu. Dan percayalah bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala akan selalu menerima Hamba-Nya yang benar-benar bertaubat.



Yuk, kita sama-sama mulai belajar tentang Islam lagi, mulai belajar tentang agama kita yang sebenarnya. Belajar menjadi kader-kader dakwah di tengah masayarakat kelak, belajar menjadi orang yang berguna di dunia. Banyak loh yang bisa dipelajari, bisa belajar tentang fiqih, belajar tentang tauhid, tajwid, tasawuf, dan masih banyak lagi. Dan percayalah, dengan mendalami Islam hidup kita akan jauh lebih tenang, hidup kita akan jauh lebih baik dan dengan mendalami Islam kita akan benar-benar tahu apa makna dan tujuan sebenarnya kita hidup di dunia ini. Dan percayalah, dengan mengkaji islam masa depan kita akan lebih cerah.

Berikut ada sedikit video yang bisa Anda saksikan mengenai Islam, semoga dapat menjadi pelajaran dan motivasi bagi kita agar lebih dalam lagi mengenal Islam.


Hijrah Cintaku

9/09/2014 Add Comment
Remash-smkn1batam.tk - Terhitung sudah 2 minggu lebih aku belum juga menanggapi satu pesan singkat darimu. Pesan singkat yang membuat hatiku begitu remuk dan hancur, pesan yang membuatku jatuh pada kesedihanku yang begitu dalam. hingga tak kusadari air mata ini menetes deras membasahi sekeliling kacamataku.
Kucoba untuk kembali mengingat saat itu, saat – saat dimana kita saling bersama, saat – saat dimana kita bersahabat dengan baik, saat – saat dimana hati ini terus tersenyum bahagia karena ada dirimu yang selalu menjadi penyemangatku tiap harinya. Saat – saat dimana kita sering membahas organisasi yang sedang kita perjuangkan saat ini. Yaa, organisasi yang membuat kita sering bertemu selain di ruang kelas. Organisasi yang membuat kita paham dan mendapatkan banyak ilmu tentang agama Allah. Organisasi yang menjadi jalan dakwah kita saat ini.
Saat – saat dimana aku dan dirimu tidak terlalu memikirkan perasaan di dalam hati ini. Yaa aku merasakannya meskipun tidak terlalu aku pikirkan, perasaan yang tiba – tiba saja muncul setelah cukup lama kita saling mengenal dekat. Perasaan yang tak mampu ku pendam di dalam hatiku, yaa tanpa kusadari ternyata aku menaruh hati padamu. hingga akhirnya perasaan ini terungkap begitu saja di waktu yang tidak tepat.
Dan aku pun merasakan suatu perubahan , perubahan dari sikapmu yang seolah sedikit menjauh dariku. Engkau yang dulu begitu dekat denganku seolah pergi dan menganggapku seperti teman biasa hanya karena aku mengungkapkan perasaan ini padamu. Kini tiada lagi masa – masa itu. Masa – masa dimana aku dan dirimu bercanda bersama, masa – masa dimana kita saling membantu dalam mengerjakan tugas – tugas sekolah, masa – masa dimana kita sering membahas tentang organisasi yang sedang kita perjuangkan bersama teman – teman yang lain. Aku merasa semua kenangan kita seolah hilang begitu saja dan meninggalkan rasa yang sangat perih di hati ini. Terkadang terlintas pertanyaan di fikiranku apa yang menjadi sebab engkau menjauh dariku, apakah engkau memiliki perasaan yang sama sepertiku? atau justru engkau memang tak memiliki perasaan apapun kepadaku? hingga membuatmu pergi dan menjauh dariku.Yaa, pertanyaan ini pun belum terjawab sampai sekarang.
Tidak kah kau tahu apa yang aku rasakan saat ini? Tidak kah kau merasakan apa yang aku rasakan saat ini? Tidak kah kau mengerti betapa hancurnya perasaanku saat ini. Aku heran dengan perasaanku saat ini, aku merasakan perasaan ini berubah terus tumbuh dan semakin besar disaat aku begitu jauh darimu. Jujur, Sakit sekali hati ini melihatmu bercanda gurau bersama sahabat – sahabatmu yang lain. Yaa aku sering memperhatikan hal itu dari kejauhan. sementara aku, aku merasa seolah begitu jauh darimu, aku merasa segan untuk berbicara denganmu bahkan untuk sekedar menyapa mulut ini seolah tak mampu untuk mengucapkan sepatah kata pun.
Aku tau engkau seorang wanita soleha yang begitu taat kepadaNYA. aku juga tau engkau memegang teguh pada prinsip tidak akan melakukan hubungan yang tidak syar’i (khalwat dan pacaran) dengan org yang bukan mahrammu karena memang Allah s.w.t melarang keras perbuatan itu. Sementara aku, aku sadar diriku hanyalah seorang yang baru saja mengetahui islam lebih jauh, dan bahkan aku masih sering melakukan perbuatan yang tidak terpuji. Wajar sekali jika memang engkau tidak memiliki perasaan yang sama denganku. Terlintas difikiranku apakah karena ini engkau menjauh dariku? Apakah engkau memang benar – benar menjauh atas dasar ketaatan kepada Allah? Pertanyaan – pertanyaan yang sampai saat ini belum juga terjawab.


Sungguh saat ini aku berada pada kesedihan yang begitu mendalam, perasaan ini membuatku seolah jatuh pada jurang yang sangat dalam. Perasaan yang aku sendiri tidak bisa menerjemahkannya, mungkinkah ini cinta?  Mungkinkah ini cinta atas dasar cinta kepada Allah? Atau mungkin ini hanya sebuah perasaan atas nafsu belaka?
tidak kusadari perasaan ini terus tumbuh semakin besar dan semakin dalam di saat - saat engkau jauh dariku. perasaan ini berubah membuatku seolah semakin termotivasi untuk terus menggali ilmu islamku yang masih sangat sedikit, perasaan yang membuatku semakin bersemangat untuk beribadah jauh lebih rajin dibanding saat aku baru mempelajari islam saat itu.
Dan kembali kepada pesan singkat itu, seolah semuanya meyakinkan atas jawaban yang selama ini masih samar – samar aku rasakan, pesan yang membuatku sampai meneteskan airmataku, pesan yang membuatku begitu kagum akan dirimu.
                Sekarang aku sadar, aku bukanlah orang yang pantas untuk mencintaimu, dengan segala kekurangan yang ku punya tak mungkin bagiku untuk mencintai orang yang begitu taat sepertimu. Kini, aku sadar bahwa apa yang ku lakukan selama ini salah, aku lupa bahwa selama ini aku lebih mencintaimu dari pada mencintaiNYA, Aku lupa untuk terus memantaskan diri buat dia yang nantinya akan hadir dikehidupanku, buat dia yang telah ditakdirkan oleh-NYA untukku. Sekarang aku sadar, yang harus kulakukan adalah menyimpan kembali semua perasaan ini jauh ke lubuk hatiku yang paling dalam. Mulai saat ini aku harus fokuskan diriku berjuang untuk memperdalam ilmu islamku, menguatkan iman ku yang masih sangat rapuh, memperbanyak amal ibadahku untuk bekalku kelak, dan menjadi anak soleh yang bisa membanggakan kedua orangtuaku.
Saat ini dihatiku hanya tersisa harapan kecil untuk di pertemukan denganmu kelak. Harapan yang menjadi sebuah do’a yang akan terus kupanjatkan kepada-NYA. Harapan yang akan kujadikan motivasi untuk berubah menjadi lebih baik. Aku tau Takdir-NYA begitu indah, Skenario-NYA begitu sempurna. Jika bukan engkau, maka aku yakin pasti akan ada dia yang terbaik nantinya yang akan hadir dihidupku.
                Aku berjanji akan memberikan cintaku yang suci dan tulus untuk dia yang sangat aku cintai, untuk Dia yang telah digariskan oleh Allah untukku kelak,,,

---

Penulis : Rifqi Aditya Aji

SENSITIVITAS si HAWA

9/07/2014 Add Comment
Remash-smkn1batam.tk - Laki-laki lebih dominan menggunakan otak kanan ketimbang otak kiri, sehingga lebih cenderung berfikir realistis dan jarang memaksimalkan perasaannya. Berbeda halnya dengan perempuan yang lincah memadukan penggunaan dua otak tersebut. Hasilnya, dalam memutuskan atau menilai sesuatu, perempuan menyeimbangkan antara pikiran rasional dan perasaan. Walau sebagian besar mereka juga sering terobsesi dengan otak kiri.


Karenanya, emosi wanita sangat peka terutama menyangkut harga diri. Perempuan bisa menangis tiba-tiba untuk masalah yang terlihat sepele dimata pria. Lekas mengambil kesimpulan dari perubahan sikap orang lain. Betapa banyak wanita yang akhirnya mengalami frustasi dan kekecewaan akibat hati yang terluka. Sungguh lama dan susah menyembuhkannya!

Perasaan sentimentil wanita yang benar-benar sensitif dengan kehalusan rasa amat merindukan suasana menyenangkan. Namun disadari atau tidak, kekayaan jiwalah yang membuat kaum hawa sanggup menjalankan multi peran. Baik sebagai putri, ibu, atau istri yang baik. Keistimewaan yang amat komplit itu melahirkan cinta dan kasih sayang. Tanpa sensitivitas, wanita tidak akan peka dengan denyut rasa dalam kehidupan.

Terbukti makhluk “halus” bernama perempuan memang piawai mengelola kepekaan nurani. Mereka rajin mengasah ketajaman mata hati, sehingga peka membaca tanda-tanda jiwa yang tersuruk. Tidak membahasakan kehendak secara verbal/lisan, kecuali isyarat tersirat yang butuh ketejaman hati tingkat tinggi guna memahaminya. Itulah sensitifitas yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi, sekaligus energi wanita!

Oleh sebab itu, jangan main-main dengan perasaan perempuan. Berhati-hatilah dengan bagian yang paling halus dan lembut itu. Ibarat kaca, sekali pecah langsung berderai-derai. Sungguh sulit merakit kepingan-kepingan itu utuh kembali. Kalaupun bisa, akan tersisa goresan-goresan luka yang menyisakan trauma selamanya.

Wanita berperasaan halus bahkan rapuh, umpama kapas. Pada banyak kesempatan perasaan mereka lebih sering memberi warna. Dia akan menjadi malaikat penolong bila jiwa dihargai dan perasaannya di sayangi. Namun, bisa berubah drastis menjadi pembunuh berdarah dingin jika hatinya dilukai dan disakiti. Atas nama cinta, wanita berani menanggung seperih apapun derita. Tapi mana ada yang sanggup menerima segores luka di dada.

Ketika pengkhianatan sensitivitas rasa terjadi, maka perubahan seratus delapan puluh derajat melanda. Kesukaan akan berganti kebencian. Kelembutan bertukar dengan keganasan. Sahabat lekas berubah sebagai musuh. Seorang raja jatuh pangkat dimatanya umpama hamba sahaya.

Walau bukan semua wanita seperti itu, setidaknya dapat menjadi bahan renungan bagi kaum Adam. Jangan coba-coba bermain api dengan sensitivitas perasaan kaum hawa. Karakter wanita adalah sesuatu yang seni, halus, lagi sensitif. Bagi menjaganya, bukanlah urusan gampang kecuali dengan ilmu dan iman yang kuat .



---

disadur dari : Yulisa Ratih Istiana

Al Quran Kitab Suci Agama Islam

8/25/2014 Add Comment
Sumber Gambar
Remash-smkn1batam.tk - Al-Qur’ān adalah kitab suci agama Islam. Umat Islam percaya bahwa Al-Qur’an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, dan bagian dari rukun iman, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, melalui perantaraan Malaikat Jibril. Dan sebagai wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah SAW adalah sebagaimana yang terdapat dalam surat Al-‘Alaq ayat 1-5.
Ditinjau dari segi kebahasaan, Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti “bacaan” atau “sesuatu yang dibaca berulang-ulang”. Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara’a yang artinya membaca. Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai pada salah satu surat Al-Qur’an sendiri yakni pada ayat 17 dan 18 Surah Al-Qiyamah yang artinya:
“Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu,) jika Kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti {amalkan} bacaannya”.(75:17⁠-75:18⁠)
Dr. Subhi Al Salih mendefinisikan Al-Qur’an adalah : “Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah”.

Adapun Muhammad Ali ash-Shabuni mendefinisikan Al-Qur’an sebagai berikut:
“Al-Qur’an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas”
Dengan definisi tersebut di atas sebagaimana dipercayai Muslim, firman Allah yang diturunkan kepada Nabi selain Nabi Muhammad SAW, tidak dinamakan Al-Qur’an seperti Kitab Taurat yang diturunkan kepada umat Nabi Musa AS atau Kitab Injil yang diturunkan kepada umat Nabi Isa AS. Demikian pula firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membacanya tidak dianggap sebagai ibadah, seperti Hadits Qudsi, tidak termasuk Al-Qur’an.
Jaminan Tentang Kemurnian Al-Quran dan Bukti-Buktinya
Kemurnian Kitab Al-Quran ini dijamin langsung oleh Allah, yaitu Dzat yang menciptakan dan menurunkan Al-Quran itu sendiri. Dan pada kenyataannya kita bisa melihat, satu-satu kitab yang mudah dipelajari bahkan sampai dihafal oleh beribu-ribu umat Islam.
Nama-nama lain Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an sendiri terdapat beberapa ayat yang menyertakan nama lain yang digunakan untuk merujuk kepada Al-Qur’an itu sendiri. Berikut adalah nama-nama tersebut dan ayat yang mencantumkannya:
Al-Kitab, QS(2:2),QS (44:2)
Ar-Rahmat (karunia): QS(27:77)
Al-Furqan (pembeda benar salah): QS(25:1)
Ar-Ruh (ruh): QS(42:52)
Al-Bayan (penerang): QS(3:138)
Adz-Dzikr (pemberi peringatan): QS(15:9)
Al-Kalam (ucapan/firman): QS(9:6)
Al-Mau’idhah (pelajaran/nasehat): QS(10:57)
Al-Busyra (kabar gembira): QS(16:102)
Al-Hukm (peraturan/hukum): QS(13:37)
An-Nur (cahaya): QS(4:174)
Al-Hikmah (kebijaksanaan): QS(17:39)
Al-Basha’ir (pedoman): QS(45:20)
Asy-Syifa’ (obat/penyembuh): QS(10:57), QS(17:82)
Al-Balagh (penyampaian/kabar) QS(14:52)
Al-Huda (petunjuk): QS(72:13), QS(9:33)
Al-Qaul (perkataan/ucapan) QS(28:51)
At-Tanzil (yang diturunkan): QS(26:192)

Struktur dan pembagian Al-Qur’an
Surat, ayat dan ruku’
Al-Qur’an terdiri atas 114 bagian yang dikenal dengan nama surah (surat). Setiap surat akan terdiri atas beberapa ayat, di mana surat terpanjang dengan 286 ayat adalah surat Al Baqarah dan yang terpendek hanya memiliki 3 ayat yakni surat Al Kautsar, An-Nasr dan Al-‘Așr. Surat-surat yang panjang terbagi lagi atas sub bagian lagi yang disebut ruku’ yang membahas tema atau topik tertentu.
Makkiyah dan Madaniyah
Sedangkan menurut tempat diturunkannya, setiap surat dapat dibagi atas surat-surat Makkiyah (surat Mekkah) dan Madaniyah (surat Madinah). Pembagian ini berdasarkan tempat dan waktu penurunan surat dan ayat tertentu di mana surat-surat yang turun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah digolongkan surat Makkiyah sedangkan setelahnya tergolong surat Madaniyah.
Surat yang turun di Makkah pada umumnya suratnya pendek-pendek, menyangkut prinsip-prinsip keimanan dan akhlaq, panggilannya ditujukan kepada manusia. Sedangkan yang turun di Madinah pada umumnya suratnya panjang-panjang, menyangkut peraturan-peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan Tuhan atau seseorang dengan lainnya (syari’ah). Pembagian berdasar fase sebelum dan sesudah hijrah ini lebih tepat, sebab ada surat Madaniyah yang turun di Mekkah.
Juz dan manzil
Dalam skema pembagian lain, Al-Qur’an juga terbagi menjadi 30 bagian dengan panjang sama yang dikenal dengan nama juz. Pembagian ini untuk memudahkan mereka yang ingin menuntaskan bacaan Al-Qur’an dalam 30 hari (satu bulan). Pembagian lain yakni manzil memecah Al-Qur’an menjadi 7 bagian dengan tujuan penyelesaian bacaan dalam 7 hari (satu minggu). Kedua jenis pembagian ini tidak memiliki hubungan dengan pembagian subyek bahasan tertentu.
Pembagian Menurut ukuran surat
Kemudian dari segi panjang-pendeknya, surat-surat yang ada didalam Al-Qur’an terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
  • As Sab’uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Yaitu Surat Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisaa’, Al-A’raaf, Al-An’aam, Al Maa-idah dan Yunus
  • Al Miuun (seratus ayat lebih), seperti Hud, Yusuf, Mu’min dan sebagainya
  • Al Matsaani (kurang sedikit dari seratus ayat), seperti Al-Anfaal, Al-Hijr dan sebagainya
  • Al Mufashshal (surat-surat pendek), seperti Adh-Dhuha, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas dan sebagainya
Sejarah Al-Qur’an hingga berbentuk mushaf
Al-Qur’an memberikan dorongan yang besar untuk mempelajari sejarah dengan secara adil, objektif dan tidak memihak. Dengan demikian tradisi sains Islam sepenuhnya mengambil inspirasi dari Al-Qur’an, sehingga umat Muslim mampu membuat sistematika penulisan sejarah yang lebih mendekati landasan penanggalan astronomis.
Penurunan Al-Qur’an
Al-Qur’an tidak turun sekaligus. Al-Qur’an turun secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Oleh para ulama membagi masa turun ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode Mekkah dan periode Madinah. Periode Mekkah berlangsung selama 12 tahun masa kenabian Rasulullah SAW dan surat-surat yang turun pada waktu ini tergolong surat Makkiyyah. Sedangkan periode Madinah yang dimulai sejak peristiwa hijrah berlangsung selama 10 tahun dan surat yang turun pada kurun waktu ini disebut surat Madaniyah.
Penulisan Al-Qur’an dan perkembangannya
Penulisan (pencatatan dalam bentuk teks) Al-Qur’an sudah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Kemudian transformasinya menjadi teks yang dijumpai saat ini selesai dilakukan pada zaman khalifah Utsman bin Affan.
  • Pengumpulan Al-Qur’an di masa Rasullulah SAW Pada masa ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup, terdapat beberapa orang yang ditunjuk untuk menuliskan Al Qur’an yakni Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin Abu Sufyan dan Ubay bin Kaab. Sahabat yang lain juga kerap menuliskan wahyu tersebut walau tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang. Di samping itu banyak juga sahabat-sahabat langsung menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an setelah wahyu diturunkan.
  • Pengumpulan Al-Qur’an di masa Khulafaur Rasyidin
  • Pada masa pemerintahan Abu Bakar Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, terjadi beberapa pertempuran (dalam perang yang dikenal dengan nama perang Ridda) yang mengakibatkan tewasnya beberapa penghafal Al-Qur’an dalam jumlah yang signifikan. Umar bin Khattab yang saat itu merasa sangat khawatir akan keadaan tersebut lantas meminta kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al-Qur’an yang saat itu tersebar di antara para sahabat. Abu Bakar lantas memerintahkan Zaid bin Tsabit sebagai koordinator pelaksaan tugas tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai dan Al-Qur’an tersusun secara rapi dalam satu mushaf, hasilnya diserahkan kepada Abu Bakar. Abu Bakar menyimpan mushaf tersebut hingga wafatnya kemudian mushaf tersebut berpindah kepada Umar sebagai khalifah penerusnya, selanjutnya mushaf dipegang oleh anaknya yakni Hafsah yang juga istri Nabi Muhammad SAW.
  • Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan Pada masa pemerintahan khalifah ke-3 yakni Utsman bin Affan, terdapat keragaman dalam cara pembacaan Al-Qur’an (qira’at) yang disebabkan oleh adanya perbedaan dialek (lahjah) antar suku yang berasal dari daerah berbeda-beda. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Utsman sehingga ia mengambil kebijakan untuk membuat sebuah mushaf standar (menyalin mushaf yang dipegang Hafsah) yang ditulis dengan sebuah jenis penulisan yang baku. Standar tersebut, yang kemudian dikenal dengan istilah cara penulisan (rasam) Utsmani yang digunakan hingga saat ini. Bersamaan dengan standarisasi ini, seluruh mushaf yang berbeda dengan standar yang dihasilkan diperintahkan untuk dimusnahkan (dibakar). Dengan proses ini Utsman berhasil mencegah bahaya laten terjadinya perselisihan di antara umat Islam di masa depan dalam penulisan dan pembacaan Al-Qur’an.
Mengutip hadist riwayat Ibnu Abi Dawud dalam Al-Mashahif, dengan sanad yang shahih:
Suwaid bin Ghaflah berkata, “Ali mengatakan: Katakanlah segala yang baik tentang Utsman. Demi Allah, apa yang telah dilakukannya mengenai mushaf-mushaf Al Qur’an sudah atas persetujuan kami. Utsman berkata, ‘Bagaimana pendapatmu tentang isu qira’at ini? Saya mendapat berita bahwa sebagian mereka mengatakan bahwa qira’atnya lebih baik dari qira’at orang lain. Ini hampir menjadi suatu kekufuran’. Kami berkata, ‘Bagaimana pendapatmu?’ Ia menjawab, ‘Aku berpendapat agar umat bersatu pada satu mushaf, sehingga tidak terjadi lagi perpecahan dan perselisihan.’ Kami berkata, ‘Pendapatmu sangat baik’.”
Menurut Syaikh Manna’ Al-Qaththan dalam Mahabits fi ‘Ulum Al Qur’an, keterangan ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Utsman telah disepakati oleh para sahabat. Demikianlah selanjutnya Utsman mengirim utusan kepada Hafsah untuk meminjam mushaf Abu Bakar yang ada padanya. Lalu Utsman memanggil Zaid bin Tsabit Al-Anshari dan tiga orang Quraish, yaitu Abdullah bin Az-Zubair, Said bin Al-Ash dan Abdurrahman bin Al-Harits bin Hisyam. Ia memerintahkan mereka agar menyalin dan memperbanyak mushaf, dan jika ada perbedaan antara Zaid dengan ketiga orang Quraish tersebut, hendaklah ditulis dalam bahasa Quraish karena Al Qur’an turun dalam dialek bahasa mereka. Setelah mengembalikan lembaran-lembaran asli kepada Hafsah, ia mengirimkan tujuh buah mushaf, yaitu ke Mekkah, Syam, Yaman, Bahrain, Bashrah, Kufah, dan sebuah ditahan di Madinah (mushaf al-Imam).
Upaya penerjemahan dan penafsiran Al Qur’an
Upaya-upaya untuk mengetahui isi dan maksud Al Qur’an telah menghasilkan proses penerjemahan (literal) dan penafsiran (lebih dalam, mengupas makna) dalam berbagai bahasa. Namun demikian hasil usaha tersebut dianggap sebatas usaha manusia dan bukan usaha untuk menduplikasi atau menggantikan teks yang asli dalam bahasa Arab. Kedudukan terjemahan dan tafsir yang dihasilkan tidak sama dengan Al-Qur’an itu sendiri.
Terjemahan
Terjemahan Al-Qur’an adalah hasil usaha penerjemahan secara literal teks Al-Qur’an yang tidak dibarengi dengan usaha interpretasi lebih jauh. Terjemahan secara literal tidak boleh dianggap sebagai arti sesungguhnya dari Al-Qur’an. Sebab Al-Qur’an menggunakan suatu lafazh dengan berbagai gaya dan untuk suatu maksud yang bervariasi; kadang-kadang untuk arti hakiki, kadang-kadang pula untuk arti majazi (kiasan) atau arti dan maksud lainnya.

Terjemahan dalam bahasa Indonesia di antaranya dilaksanakan oleh:
  • Terjemahan dalam bahasa daerah Indonesia di antaranya dilaksanakan oleh:
  • Al-Qur’an dan Terjemahannya, oleh Departemen Agama Republik Indonesia, ada dua edisi revisi, yaitu tahun 1989 dan 2002
  • Qur’an Kejawen (bahasa Jawa), oleh Kemajuan Islam Jogyakarta
  • Terjemah Al-Qur’an, oleh Prof. Mahmud Yunus
  • Qur’an Suadawiah (bahasa Sunda)
  • An-Nur, oleh Prof. T.M. Hasbi Ash-Siddieqy
  • Qur’an bahasa Sunda oleh K.H. Qomaruddien
  • Al-Furqan, oleh A.Hassan guru PERSIS
  • Al-Ibriz (bahasa Jawa), oleh K. Bisyri Mustafa Rembang
Terjemahan dalam bahasa Inggris
  • Al-Qur’an Suci Basa Jawi (bahasa Jawa), oleh Prof. K.H.R. Muhamad Adnan
  • The Holy Qur’an: Text, Translation and Commentary, oleh Abdullah Yusuf Ali
  • The Meaning of the Holy Qur’an, oleh Marmaduke Pickthall
Tafsir
Upaya penafsiran Al-Qur’an telah berkembang sejak semasa hidupnya Nabi Muhammad, saat itu para sahabat tinggal menanyakan kepada sang Nabi jika memerlukan penjelasan atas ayat tertentu. Kemudian setelah wafatnya Nabi Muhammad hingga saat ini usaha menggali lebih dalam ayat-ayat Al-Qur’an terus berlanjut. Pendekatan (metodologi) yang digunakan juga beragam, mulai dari metode analitik, tematik, hingga perbandingan antar ayat. Corak yang dihasilkan juga beragam, terdapat tafsir dengan corak sastra-bahasa, sastra-budaya, filsafat dan teologis bahkan corak ilmiah.
Adab Terhadap Al-Qur’an
  • Ada dua pendapat mengenai hukum menyentuh Al-Qur’an terhadap seseorang yang sedang junub, perempuan haid dan nifas. Pendapat pertama mengatakan bahwa jika seseorang sedang mengalami kondisi tersebut tidak boleh menyentuh Al-Qur’an sebelum bersuci. Sedangkan pendapat kedua mengatakan boleh dan sah saja untuk menyentuh Al-Qur’an, karena tidak ada dalil yang menguatkannya.
  • Sebelum menyentuh sebuah mushaf Al-Qur’an, seorang Muslim dianjurkan untuk menyucikan dirinya terlebih dahulu dengan berwudhu. Hal ini berdasarkan tradisi dan interpretasi secara literal dari surat Al Waaqi’ah ayat 77 hingga 79.
  • Terjemahannya antara lain:56-77. Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia, 56-78. pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), 56-79. tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. (56:77⁠-56:79⁠)
  • Penghormatan terhadap teks tertulis Al-Qur’an adalah salah satu unsur penting kepercayaan bagi sebagian besar Muslim. Mereka memercayai bahwa penghinaan secara sengaja terhadap Al Qur’an adalah sebuah bentuk penghinaan serius terhadap sesuatu yang suci. Berdasarkan hukum pada beberapa negara berpenduduk mayoritas Muslim, hukuman untuk hal ini dapat berupa penjara kurungan dalam waktu yang lama dan bahkan ada yang menerapkan hukuman mati.
  • Pendapat kedua mengatakan bahwa yang dimaksud oleh surat Al Waaqi’ah di atas ialah: “Tidak ada yang dapat menyentuh Al-Qur’an yang ada di Lauhul Mahfudz sebagaimana ditegaskan oleh ayat yang sebelumnya (ayat 78) kecuali para Malaikat yang telah disucikan oleh Allah.” Pendapat ini adalah tafsir dari Ibnu Abbas dan lain-lain sebagaimana telah diterangkan oleh Al-Hafidzh Ibnu Katsir di tafsirnya. Bukanlah yang dimaksud bahwa tidak boleh menyentuh atau memegang Al-Qur’an kecuali orang yang bersih dari hadats besar dan hadats kecil.
  • Pendapat kedua ini menyatakan bahwa jikalau memang benar demikian maksudnya tentang firman Allah di atas, maka artinya akan menjadi: Tidak ada yang menyentuh Al-Qur’an kecuali mereka yang suci/bersih, yakni dengan bentuk faa’il (subyek/pelaku) bukan maf’ul (obyek). Kenyataannya Allah berfirman : Tidak ada yang menyentuhnya (Al-Qur’an) kecuali mereka yang telah disucikan, yakni dengan bentuk maf’ul (obyek) bukan sebagai faa’il (subyek).
  • “Tidak ada yang menyentuh Al-Qur’an kecuali orang yang suci” [4]Yang dimaksud oleh hadits di atas ialah : Tidak ada yang menyentuh Al-Qur’an kecuali orang mu’min, karena orang mu’min itu suci tidak najis sebagaimana sabda Muhammad. “Sesungguhnya orang mu’min itu tidak najis”
Hubungan dengan kitab-kitab lain
  • Berkaitan dengan adanya kitab-kitab yang dipercayai diturunkan kepada nabi-nabi sebelum Muhammad SAW dalam agama Islam (Taurat, Zabur, Injil, lembaran Ibrahim), Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya menegaskan posisinya terhadap kitab-kitab tersebut. Berikut adalah pernyataan Al-Qur’an yang tentunya menjadi doktrin bagi ummat Islam mengenai hubungan Al-Qur’an dengan kitab-kitab tersebut:
  • Bahwa Al-Qur’an menuntut kepercayaan ummat Islam terhadap eksistensi kitab-kitab tersebut. QS(2:4)
  • Bahwa Al-Qur’an diposisikan sebagai pembenar dan batu ujian (verifikator) bagi kitab-kitab sebelumnya. QS(5:48)
  • Bahwa Al-Qur’an menjadi referensi untuk menghilangkan perselisihan pendapat antara ummat-ummat rasul yang berbeda. QS(16:63-64)
  • Bahwa Al-Qur’an meluruskan sejarah. Dalam Al-Qur’an terdapat cerita-cerita mengenai kaum dari rasul-rasul terdahulu, juga mengenai beberapa bagian mengenai kehidupan para rasul tersebut. Cerita tersebut pada beberapa aspek penting berbeda dengan versi yang terdapat pada teks-teks lain yang dimiliki baik oleh Yahudi dan Kristen.
---